Rabu, 28 Maret 2012

I Want You



From Nick…

            Maya,aku masih ingat dengan nama itu dan mungkin tak akan pernah aku lupakan dalam hidupku.Dialah gadis yang selalu mengisi angan dan mimpiku.Setiap saat aku berharap bisa bersanding dengan gadis jelita ini,namun kini dia telah pergi jauh entah kemana.
Ayahnya yang seorang tentara harus pergi dinas ke pulau lain.Selalu kupanjatkan doa kepada Tuhan agar bisa bertemu dengan bidadari hatiku ini.Semoga…
           
            “Nick,bisa bantu aku?”

Oh,no!Aku benci sekali dengan suara ini,dia selalu mengganggu hidupku.Zee…kenapa gadis ini harus hadir dalam kehidupanku?!Dia sama sekali tak berguna dalam hidupku.Semenjak dia tinggal di rumahku,dia seperti pemilik rumah dan bertindak seenaknya.Dia gadis tercerewet,terbodoh,terceroboh,dan teraneh di dunia bagiku.

“Ada apa lagi sih?Kau tidak lihat aku ini sedang sibuk!”aku tak kuasa menahan rasa kesalku padanya.Lagipula aku sudah biasa menggerutu padanya.

“Besok malam teman-temanku akan ke rumah,aku ingin kau membantuku untuk mempersiapkan semuanya.Aku ingin semuanya sempurna!Aku ingin mereka terkesan padaku! Aku tidak ingin mereka berpikir buruk tentangku!”perintahnya dengan tak tahu diri.

“Memang kau sudah buruk”,jawabku mengumpat.
“Apa?Kau bilang apa Nick?Pasti kau mengumpat lagi.Awas kau yah!Akan kuadukan kau pada Mama!”dia selalu mengancamku seperti itu.Bodohnya aku selalu menurutinya.Bukan karena aku takut padanya.Tapi karena aku tak ingin mengecewakan atau membuat Mama marah.
“Pokoknya kau harus membantuku Nick!”rengeknya seperti bocah 5 tahun,Sialan!
“Ok!Kita atur besok.”akhirnya aku meng-iyakan permintaannya.
“Bukan besok.Tapi hari ini juga.Kita ke mall sekarang untuk membeli berbagai macam makanan yang akan kita masak untuk menjamu teman-temanku.Aku mohon ya Nick…”kali ini pintanya memelas.Oh,ya.Ada satu hal yang kusuka dari Zee…Matanya!Matanya begitu indah disaat memelas atau menangis.

***

Suasana di mall cukup ramai juga,padahal siang-siang begini.Kulihat Zee sibuk melirak-lirik bahan makanan yang sudah diburunya dari tadi.Dia begitu serius melakukannya,
Sampai-sampai aku bertanya tidak disahutnya.Okelah!Daripada jadi sapi ompong di dekatnya,mendingan aku jalan-jalan ke tempat lain.
            Di sebuah counter bagian pakaian.Ada sesuatu yang menarik perhatianku.Sebuah tawa!Sebuah tawa yang kukenal dan sangat kurindukan selama ini.Aku langsung mencari sumber suara indah itu.Hatiku begitu bergetar begitu sesak dadaku.Aku tak pernah merasa seperti ini.Oh Tuhan!Apa yang terjadi padaku?

            “Maya…”kusebut nama itu untuk memastikan dia orangnya.
            “Ya.Ada yang bisa saya bantu?”jawabnya lembut.
            “Kamu Maya Irene?Saya Nicky Perdana.Kamu masih ingat?”
            “Sorry…saya agak lupa.”Oh God!Jangan bilang dia sudah lupa padaku.
            “SMA Global?Kelas XI IPA 3?Nick…”aku mencoba meyakinkannya.
            “Oh,I know!Nick,aku ingat!Sorry yah…kamu tahu kan sudah 2 tahun lebih aku tidak disini lagi.Hebat!Kamu masih kenal sama aku.”katanya tersipu.Cantik sekali wajahnya…

            Sejak pertemuan itu,aku tidak menyiakan-nyiakan kesempatan yang langka ini.Segera aku minta nomer handphone,alamat rumah barunya,serta mencoba mengajaknya jalan-jalan.
Dua minggu berlalu,aku dan Maya semakin dekat.Pokoknya malam ini,aku harus nyatakan perasaanku padanya.Harus!

            “Nick,tolong aku lagi yah malam ini.Aku ingin pergi ke rumah temanku.Dia sedang sakit.Tolong ya Nick…”pengganggu itu beraksi lagi.
            “Ah,malam ini aku ada janji.Jangan ya Zee.”aku segera menolaknya.
            “Nick,kamu mau kemana?Janji dengan siapa?Bisa ditunda kan?Temannya Zee kan lagi sakit.Masa’ kamu tega banget nak’..”Mama mencoba merayuku alias membele si Zee.
            “Tapi Ma…Okelah!Tapi setelah nganterin kamu.Aku langsung pergi ke tempat temanku yah.”
            “Ok!Thanks yah Nick…”Tak kusangka Zee langsung mengecup pipiku.Tiba-tiba entah mengapa jantungku berdetak dengan sangat keras.Shit!Ada apa lagi ini?Apakah aku merasa ada sesuatu yang aneh juga pada Zee?

            Malam kini tiba,bulan bersinar dengan terangnya walaupun hanya setengah.Hatiku semakin merindukan Maya.Rencanaku harus berhasil malam ini!Kuparkir mobilku di depan rumah yang cukup besar.Kupersilahkan Zee keluar dari mobilku segera.Huh!Dia hanya membuang waktuku saja.

            “Nick,kau sungguh akan pergi?Kau tidak ingin menungguku seperti biasanya?”tiba-tiba Zee berkata seperti itu.
            “No,Zee.Aku punya janji.Nanti kamu pasti aku jemput.Telepon saja aku.”
            “Tunggu Nick!”dia memanggilku.Duh,aku mulai gemas!
            “Ada apa lagi?”
            “Hati-hati yah…”dia tak seperti biasanya menggenggam tanganku dengan hangatnya.

            Mobilku melaju dengan kencangnya seperti halnya jantungku yang berdegup kencang.
Aku merasa aneh dengan sikap Zee akhir-akhir ini.Dia sukses membuatku melupakan Maya sejenak.Ah,terserahlah!Pokoknya saat ini aku harus mendapatkan pujaan hatiku si Maya.
            “Hai Maya!Kamu cantik sekali malam ini…”kumulai jurus pertama.
            “Kamu bisa aja Nick.Ada apa sih?Kelihatannya special banget malam ini”.
            “I love you…”
            “What?”jawabnya tak percaya.
            “I love u when I first saw u.Sejak SMA aku sudah suka sama kamu”.
            “Kenapa?Pasti karena wajahku cantik kan?Nick,maaf bila aku mengatakan ini.Jika aku tidak cantik,bagaimana?”pertanyaannya sungguh menghujam diriku.Oh,aku tau.Dia ingin mengujiku.
            “Ya,memang karena kau cantik.Tapi peringaimu yang sungguh membuatku luluh”.
            “I love u too…”dia lalu memelukku erat-erat.Aku tak percaya!Ini seperti mimpi.Kini si jelita itu jatuh dalam pelukanku.Tenang Maya…Aku akan selalu menjagamu dengan segenap jiwa ragaku.

***

            “Jadi kau dan Maya berpacaran?”tanya Zee padaku,namun tak sengaja aku melihat setitik air mata dari pelipis mata indahnya.
            “Ya,tadi malam aku dan dia jadian.Ada yang salah?”
            “Tidak.Tidak apa-apa.Oh,ya Nick..Antarkan aku ke…Eh,gak usah deh!Gak jadi.Aku berangkat dengan temanku saja.”dia lalu pergi meninggalkanku.Sebenarnya aku senang sekali tak perlu mengantarnya lagi.Tapi ada sesuatu yang mengganjal hatiku.

            Keesokan harinya…

            “Zee,kamu mau ikut aku ke Taman Ria?”
            “Beneran?Taman Ria?”tanyanya dengan mata yang berbinar.
            “Ya,dengan aku dan Maya.”
            “Maya…Dengan Maya?Kita bertiga?Okelah…”dia tersenyum namun kecut sekali.
           
            Minggu yang cerah kini telah hadir,terasa siap menunggu kisah hidupku hari ini.Aku,Maya,dan Zee sudah sampai di Taman Ria.Hari ini Maya terlihat begitu cantik dan anggun dengan balutan baju santai warna pink dengan corak bunga mawar lalu dipadu rok selutut berwarna ungu.Rambutnya yang hitam kelam diikat hanya bagian atasnya,sungguh terlihat anggun.Hari ini tak biasanya kulihat Zee begitu berbeda,rambutnya yang biasa dikuncir kini digerai bebas.Bisa kulihat helai rambutnya yang berwarna coklat keemasan berkibar terhembus angin.Zee memakai celana 3/4 dengan kaus santai berwarna biru langit.Hei,dia memakai anting.Manis sekali…Astaga hari ini ada dua orang gadis cantik hadir dalam hidupku.
            Segera kuajak mereka  naik roller coster,wahana favoritku.Kulihat wajah Zee begitu riang ketika aku menggamit tangannya.Namun disisi lain kulihat Maya sepertinya biasa-biasa saja tuh!Kuharap dia mengerti sikap Zee yang agak manja.

            “Kau tidak takut kan Maya?”tanyaku meyakinkan keadaannya.
            “Tidak.Selama kau ada disampingku untuk apa aku takut”,katanya lembut.Zee langsung cemberut mendengar perkataan Maya yang begitu mesra.Kali ini tak dapat kupingkiri,Zee cemburu pada kami.Roller coster pun  mulai bergerak.Menyenangkan sekali!Aku menikmati setiap tikungan,turunan,bahkan saat lintasan berbalik 360 derajat.Kulihat wajah Maya yang begitu ceria tidak seperti biasanya,lain hal dengan Zee yang terlihat pucat karena ketakutan.Tak selang beberapa menit wahana ini telah selesai.
            “Zee,are u ok?”tanya Maya merasa khawatir dengan Zee.
            “I’m ok.I’m ok…”jawab Zee.
            “Let’s go!Kita cari wahana yang lebih menantang lagi!”ajakku pada mereka berdua.

            Kora-kora,halilintar,arung jeram,dan hysteria sudah kami nikmati.Kami lalu berkeliling Taman Ria.Kugenggam tangan Maya erat,seperti tak mau terpisahkan.Zee menatap kami dengan gemas,hehe…aku sengaja memanas-manasinya.Aku ingin lebih meyakinkan apakah dia menyukaiku atau tidak.Kejamnya sikapku ini.

            “Aku ingin ke istana boneka!”
            “Ah,jangan kesana!Tempat itu sangat membosankan Zee.Cari yang lain saja yah,”sanggahku padanya.
            “Bagaimana kalau wahana 4D saja?Spesial efeknya bagus sekali!”usul Maya.
            “Ide bagus”,kataku meng-iyakan.
            “Terserah kalian saja!Pokoknya aku akan ke Istana Boneka,”Zee lalu meninggalkan kami.Dia PEDE sekali jalan sendirian.Aku tahu dia tak kan kembali.Dia tipe gadis yang keras kepala.
            “Nick,kau tidak menyusulnya kan?”Maya bertanya padaku dengan nada heran.
            “Biar saja.Nanti juga dia mencari kita.Ayo kita ke wahana 4D!”

            Satu jam telah berlalu,aku dan Maya sudah menonton film 4D itu.Huh,saatnya mencari Zee!Gadis ini semakin menyebalkan tiap harinya.Zee…sejak umur 8 tahun dia sudah tinggal di rumahku.Kata Mama,dia putri tunggal sahabat Ayah yang sudah meninggal dunia.Kini Mama ikut membesarkannya sendirian setelah Ayah juga meninggal 5 tahun yang lalu.Kedua orang tuaku sangat menyayangi Zee yang manja itu seperti anaknya sendiri,bahkan melebihi aku.
           
            “Nick,sudah jam 5 sore tapi kita belum menemukan Zee.Bagaimana ini?”kulihat Maya mulai kelelahan.
            “Maaf yah Maya,tapi aku harus tetap menemukan Zee.Kalau tidak,Mamaku pasti marah besar.”jawabku.
            “Tapi sampai kapan?Jangan malam-malam yah Nick,nanti Ayahku pulang.Kalau aku belum pulang dia pasti juga marah besar.”
            “Sabar yah sayang.Sebentar lagi pasti ketemu”,kukecup tangannya sekedar menenangkannya.

            Nihil!Sudah jam 6 sore,Zee tak kutemukan.Mungkin dia sudah pulang duluan pikirku.Akhirnya aku dan Maya memutuskan untuk pulang.Setelah kuantarkan Maya ke rumahnya,aku segera pulang.

            “Loh Nick,mana Zee?Kenapa kamu sendirian?”tanya Mama heran.Astaga!Jadi Zee belum pulang?Mati aku!Kemana dia?
            “Nick,Mama tanya mana Zee?”Mama mulai khawatir.
            “Dia…dia…aku rasa dia masih disana”,jawabku terbata.
            “Nick,dia masih di Taman Ria?!Ya Tuhan Nick,kenapa kamu ninggalin dia?Kasihan dia sudah malam begini.Pokoknya kamu harus cari dia sampai ketemu!Teganya demi si Maya itu,kamu meninggalkan Zee sendiri!Cepat cari dia!”Mama marah besar.
            “Baik Ma”,segera kulaju mobilku dengan cepat menuju Taman Ria.Oh,Zee.Kau selalu membuatku dalam masalah,tapi kenapa aku merasa bersalah?

            Taman Ria kini mulai sepi,kulihat hanya beberapa orang disana.Sudah jam 10 malam,shit!Aku harus menemukannya walau apapun terjadi.Aku tak ingin Mama khawatir dan bersedih.Cukup sudah setelah kehilangan Ayah rasa duka itu hadir.
            Perasaan berkecamuk dalam hati dan pikiranku.Akhirnya ku mencoba mencari ke tempat lain,yaitu pantai.Bodoh!Itu kan Zee.Sedang apa dia sendirian duduk di pinggir pantai dengan keadaan lusuh.

            “Zee!”panggilku.Dia langsung menoleh,tapi sekejap langsung memalihkan wajahnya.
            “Zee,ayo pulang!Untuk apa kamu disini sendirian?Nanti kalau ada preman jahat bagaimana?Kalau ombak di pantai menghantammu bagaimana?Ayo pulang!”segera ku tarik lengannya.
            “Pergi!Siapa kau?Gak usah sok peduli denganku!Urus saja pacarmu itu!Aku benci padamu!”dia segera menolak.
            “Mama mengkhawatirkanmu di rumah!Ayo pulang!”kugamit tangannya keras.
            “Sakit!Kasar sekali kau denganku!Aku ini bukan binatang Nick!Dengan Maya kau bermanis dan sangat lembut.Pergi kau Nick!Yang khawatir denganku kan Mama,bukan kau!”dia mulai geram namun air matanya bercucuran.
            “Ayolah Zee,ayolah kita pulang.Aku mohon padamu.Sekali ini saja tolong mengerti aku…”aku mulai bersikap agak lembut untuk merayunya pulang ke rumah.
            “Tapi kau tak pernah mengerti perasaanku kan Nick?”
            “Apa maksudmu?”aku agak terperangah dengan pertanyaannya itu.
            “Nick,aku sungguh-sungguh tidak ingin pulang.Aku ingin menenangkan pikiranku.Nick, bolehkah aku mohon satu permintaan padamu.”
            “Apa itu?”
            “Bisakah kau menjauhiku untuk selamanya?”
            “Kenapa?”aku merasa heran sekali dengan permintaannya.Entah aku harus senang atau kecewa dengannya.Bimbang sekali…
            “Sebenarnya ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu,tapi tak bisa kukatakan padamu.Nick,maafkan atas sikapku selama ini padamu.Aku tak bermaksud mengganggumu walaupun itu pastinya mengganggumu,”dia langsung pergi meninggalkanku.Aku langsung mengikutinya kemanapun dia melangkah.Awalnya dia menolak,tapi karena aku bersikeras untuk menjaganya dia hanya diam saja.Semalaman aku menemaninya menenangkan diri.
            “Sungguh aku tak mengerti dirimu.Kau sulit sekali ditebak Zee…”kataku dalam hati.

***

            “Ayo Zee sudah pagi.Kita pulang yah”,ajakku padanya setelah terbangun dari tidurku.
Namun ternyata Zee sudah tak ada.Dia menghilang begitu saja padahal tadi malam dia tak jauh dariku.Kemana dia?Aku harus menelepon Mama saja.
            “Halo Ma.Apa Zee sudah pulang?Tadi malam aku menemaninya di pantai tapi sekarang dia tidak ada.Apa dia ada di rumah?”tanyaku bertubi-tubi.
            “Ya,Nick.Dia sudah pulang ke rumah.Kelihatannya dia sedang ada masalah.Lebih baik kau pulang saja.”
            “Oke Ma”,segera kututup handphoneku.Oh,God.Ada apa dengan Zee? 

            Sesampainya di rumah aku segera mencari Zee tapi entah mengapa Mama melarangku menemuinya.Katanya Zee masih marah padaku.Tentu saja aku harus minta maaf padanya,namun Mama menasehatiku untuk membiarkan Zee sendiri.Mama memang paling mengerti semua tentang Zee.
            Ketika malam aku mencoba untuk berbicara pada Zee.Entah mengapa dia seperti menghindariku.Ada apa ini?Sungguh aku tidak mengerti.Biasanya jika dia marah padaku pasti dia akan memakiku habis-habisan.Tetapi kali ini dia diam seribu bahasa.Aku seperti kehilangan sesuatu dalam hari-hariku.

            Sebulan kemudian…

            “Nick,are you ok?Apa ada masalah?”tanya Maya.
            “Tidak Maya.Tidak ada masalah apa-apa kok.Aku hanya…”
            “Hanya apa Nick?Cerita saja apadaku.Apa ini masalah Zee?”terkanya.
            “Kau tahu?Ya ini masalah Zee.Sebenarnya aku senang dengan situasi ini.Tapi lama-kelamaan entah aku merasa gusar dengan sikap Zee ayang selalu menghindariku.Karena aku sudah terbiasa dengan kehadirannya.Ini sangat berbeda…”
            “Nick,kan ada aku disisimu.Kau tak perlu ada Zee”,dia meyakinkanku namun aku merasa tak terobati sedikitpun dengan ucapannya.Aku benar-benar merasa kehilangan.
            “Maya aku pergi dulu.Bye!”
            “Nick!”

             Maafkan aku Maya,untuk saat ini aku agak sulit untuk bersamamu.Aku ingin menyelesaikan masalah yang satu ini.Entah sampai kapan perasaan ini hadir dalam hatiku.
Sungguh membuatku tersiksa.Hari ini aku akan menjemput Zee di rumah temannya walaupun dia tidak meminta sama sekali.Aku hanya ingin keadaan seperti dulu lagi.
           
            “Zee,pulang bersamaku yah”,ajakku hangat padanya.
            “Nick?Em…tidak usah.Aku pulang sendiri naik taksi aja.Lagipula nanti aku mau ke toko CD dulu.Aku takut nanti kencanmu dengan Maya terganggu.Bye…”dia pun berlalu begitu saja meninggalkanku.
           
Segera kukejar Zee yang berjalan begitu cepat,dengan sigap lalu kugenggam tangannya yang hangat.Dia segera menolak dan bersikeras menghindariku.Ada apa ini?Tapi sungguh aku tak ingin kehilangannya.Oh,Tuhan!What happened to me?

“Zee tunggu!What’s wrong with u?Kenapa kamu terus menghindari aku?”
“Kenapa?Seharusnya kamu gak usah bertanya lagi apa jawabannya.Kamu sudah punya Maya di sisimu.Aku justru gak mau mengganggu hubungan kalian.Cukup sampai di Taman Ria itu…Kamu pasti ngerti,Nick!”tegas Zee padaku.
“Tapi bukan berarti harus menghindari aku kayak gini dong!Kamu tuh bikin aku serba salah.Kamu tuh bikin tersiksa Zee…”
“Maksud kamu?”
“Aku selalu memikirkanmu…”lirihku padanya.

PLAK!!!

“It’s not funny.Nick!Ini sama sekali bukan saat yang tepat untuk sok acting!”
“I’m serious Zee. Apa yang aku rasakan padamu sangat berbeda dengan Maya.”
“Memang apa yang kamu rasakan?!Hah!Apa aku perlu tau apa yang ada di hati kamu?
Apa itu penting bagi aku?Apa urusannya denganku?!”tangisnya pun meledak.
            “Maafin aku Zee.Aku selama ini egois sama kamu.Dan sampai saat ini pun aku masih egois dengan perasaanku.Tapi aku gak berbohong.Ada sesuatu yang selama ini kupendam padamu.Sesuatu yang berbeda…Aku,aku cinta kam…”
            “Cukup!Cukup Nick!Aku gak butuh semua ini walaupun aku memang mengharapkannya dari dulu.Tapi apa yang bisa aku lakukan pada laki-laki yang sudah punya kekasih?!Aku bukan tipe gadis perebut laki-laki!Aku yakin kita akan bahagia dengan keadaan seperti ini.Gak lebih,gak kurang…”Zee mencoba berlari menjauhiku.Namun,dengan sigap kudekap tubuhnya dan kugenggam erat tangannya yang lembut.
            “Lepasin aku!Lepasin aku Nick!Lepas!”teriaknya lantang serasa memekik di telingaku.
            “Gak akan Zee.Aku gak akan melepaskanmu lagi.”
            “Lepasin Nick!”teriaknya lebih kencang.
           
            “Kau sudah gila!Jangan ganggu aku lagi!”dia lalu pergi berlari kencang entah kemana.
Aku tak sanggup mengejarnya lagi.Sungguh maafkan aku Zee,aku tak bermaksud menyakiti atau mempermainkanmu…

            Hampir setengah tahun berlalu,Zee semakin menjauhiku sejak kejadian sore itu.Dia seolah tak ingin berada di dekatku lagi untuk selamanya.Bahkan dalam seminggu aku hanya bisa melihatnya hanya pada hari Sabtu dan itu pun aku hanya sekedar memandangnya sekilas.Dia kini sibuk kuliah dan berbisnis perhiasan.
            Jika ditanyakan bagaimana kabar hubunganku dengan Maya?Hubungan kami ternyata baik-baik saja bahkan tak terusik sama sekali dengan perasaan cintaku yang berkecamuk mengharapkan Zee sepenuhnya.Aku tahu aku egois.Tapi entah mengapa aku bingung untuk menentukan tambatan hatiku sesungguhnya.Maya…atau…Zee.
           
            “Nick,saya lihat hubungan kamu dengan Maya berjalan sangat baik dan cukup langgeng.Kalian berdua pun sangat cocok dan rukun”,kata Ayah Maya yang entah mengapa  berkata seperti itu kepadaku.Kelihatannya aku mengerti apa maksudnya.
            “Ayah,jangan terlalu buru-buru ah”,seru Maya bermanja pada Ayahnya.
            “Tenang Maya.Ayah hanya ingin kalian meresmikan hubungan kalian secepatnya.”
            “Jadi Om ingin kami segera menikah?!”pekikku pelan.
            “Loh?Kamu keberatan?”tanyanya sambil menyeruput kopi hitamnya.
            “Em…maksud saya bukan seperti itu.Tapi Maya ada benarnya juga.Kami tidak ingin terburu-buru”,sanggahku sopan.
            “Ok.Kalian tidak usah menikah dulu,tetapi kalian tunangan saja dulu.Bagaimana?”
            “Ide bagus Yah!Aku setuju.Nick,bagaimana?”tanya Maya bersemangat.
            “Uhm…sebelumnya saya minta maaf.Karena saya harus minta izin dulu dengan Mama saya.Karena segala sesuatu yang menyangkut saya,Mama sangat berperan dalam hidup saya. Bagaimana?”tawarku hangat walaupun hatiku harap-harap cemas.
            “Baiklah.Minta izinlah pada ibumu”,kata Ayah Maya kemudian.

            Ketika aku pulang ke rumah,segera kuhampiri Mama yang sedang merajut sebuah sweater.Ia menatapku lekat sambil sibuk merajut.Aku duduk disampingnya.Sungguh aku bingung harus berkata apa.Walaupun Mama sudah tahu hubunganku dengan Maya.Tapi kalau untuk menikahinya?Aku pun masih ragu.

            “Ada yang ingin kau sampaikan,Nick?”Mama sudah menebak pikiranku.
            “Hehehe Mama.Begini Ma,aku masih bingung.Apakah aku dan Maya harus menikah?”
            “Kenapa kau tanyakan pada Mama?Seharusnya kau tanyakan pada dirimu sendiri?Apakah kau mencintainya?Dan bersungguh-sungguh ingin menikahinya?”nasihat Mama.
            “Aku…galau Ma.Aku memang mencintainya,tapi untuk menikah???Aku belum yakin…”larasku pada Mama.
            “Yah kan kau tinggal katakan pada Maya untuk lebih bersabar.”
            “Tapi Ayahnya menyuruh kami bertunangan lalu menikah segera.”sanggahku.
            “Kalau begitu apa yang kamu tunggu?Apa ada gadis lain?”terka Mama padaku.

            Malam ini entah mengapa begitu sunyi lebih dari biasanya.Seakan angin enggan menghembuskan nafasnya,burung hantu serasa malu untuk mengumandangkan suaranya.Aku masih terpaku memandangi ke seberang jendela kamar Zee yang tertutup rapat.Aku sangat berharap dia tidak sungkan untuk membuka pintu jendela kamarnya.Ternyata takdir berpihak padaku.

            “Zee!”sapaku saat dia perlahan membuka jendela kamarnya.
           
            Kulihat Zee terperangah kaget dengan sapaanku.Dia langsung menutup kembali jendelanya rapat-rapat.Aku rasa ini bukan saatnya untuk menunggu lagi.Aku harus bicara padanya.
            Segera ku pergi ke kamarnya dan kuketuk pintu kamarnya pelan.Walaupun malam ini Mama sedang menginap di rumah kakek yang berada di kota lain.Aku berusaha bersikap hangat pada Zee.

            “Zee,ini aku Nick.Aku mohon bukakan pintunya dulu.Aku hanya ingin bicara,”pintaku.

            Tak ada jawaban atau suara apapun dari kamar Zee.Tapi tenang,aku tidak akan putus asa.

            “Zee,aku mohon.Tolonglah,aku hanya ingin  bicara.Dua menit saja.Aku janji”, mohonku padanya.
            “Apa lagi yang ingin kita bicarakan lagi?!Hah?!”pekik Zee sambil membuka pintu dengan kasar.
            “Aku hanya ingin bicara denganmu.Aku ingin menjelaskan…”
            “Nick,sekarang semuanya sudah jelas!Kau sebentar lagi akan menikah dengan Maya. Bukankah itu impianmu bisa menikah dengan gadis secantik dia?!Apa lagi sih!Kau jangan serakah!Aku tidak ingin mengganggu kalian!”hardik Zee.Terlihat wajahnya memerah entah karena marah atau sedih.
            “Aku tahu.Tapi entah kenapa aku saat ini ragu dengan hubunganku bersama Maya.Aku tidak tau ini cinta atau bukan.”
            “Jelas itu cinta!Buktinya hubungan kalian sampai detik ini berjalan dengan baik!Dengar Nick,jalani saja hidup kita masing-masing.Karena jika ingin merubah,semuanya sudah terlambat.Sudah dua menit,aku ngantuk!Aku mau tidur!”Zee sigap menutup pintu.
            “Tunggu Zee!Tunggu sebentar.Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu,”tanganku segera menahan pintu.
            “Apa lagi Nick?Aku mohon jangan ganggu aku lagi,”
            “Apa kau mencintaiku?”tanyaku mantap.Zee terkejut setengah mati dengan pertanyaanku padanya.Dia berusaha menghindari tatapan mataku yang tajam.Yang penting aku ingin tau isi hati Zee padaku.
            “Pertanyaan bodoh apa itu?!Kurasa kau sudah tau dan aku tidak ingin membahasnya lagi!”Zee berusaha menutup pintunya lagi namun segera aku tahan.
            “Jawab Zee!Apa kau mencintaiku?Jujur!”pintaku agak galak.

            Zee nampak berpikir keras,terlihat jelas dari dahinya yang mengkerut.Namun tak lama Zee menjawab.
           
            “Tidak!”teguh Zee.
            “Bohong!”selorohku padanya.
            “Terserah!Aku sudah sangat bosan dan capek berdebat dengan pecundang sepertimu!”Zee dengan sigap menutup pintu kamarnya dengan keras,bahkan mungkin membantingnya sekuat tenaga.
            “Zee!Zee!Apa maksudmu?!”

            Sebulan telah berlalu dengan begitu cepatnya,tepat hari ini aku akan bertunangan dengan Maya.Bodoh sekali memang dengan semua yang kulakukan sampai detik ini.Aku seperti melakukan sandiwara yang aktornya,sutradaranya,bahkan ide ceritanya diriku sendiri,Entah sampai kapan hal ini akan berakhir.Semua keputusan kini tertera dalam tanganku.
            Suara riuh di rumah Maya mulai terdengar,banyak tamu undangan yang hadir.Padahal pesta pernikahan belum dilaksanakan.Tampaknya Ayah Maya sangat antusias dengan pertunangan putri semata-wayangnya itu.Kulihat Maya mengenakan gaun berwarna biru muda,wajahnya memang makin cantik,tapi entah mengapa justru malah mengiris hatiku.Disudut ruangan kupandangi Zee yang sedari tadi bersama Mama.Dia nampak begitu cantik malam ini dengan balutan gaun pendek berwarna ungu muda.

            “I love u,Nick…”bisik Maya padaku saat kulingkarkan sebuah cincin di jari manisnya.
            “Ya…”jawabku dingin.Dingin sedingin es.

            Tepuk tangan pun bergemuruh menyaksikan perhelatan sandiwara cinta ini.Aku sungguh merasa bersalah,terutama pada Maya dan Zee.Aku mohon maafkan aku.Maafkan atas kepecundanganku ini,yang tak berani tegas dan mengakui apa yang ada dalam hatiku.

            “Zee,kau benar.Aku memang seorang pecundang.Aku terlalu takut untuk menghadapi kenyataan.Walaupun aku sangat menginginkanmu…”gumamku.
           

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar