I’m Proud to be a Moslem
Lara masih sibuk mencari bumbu masak untuk nasi gorengnya di lemari makan.Matanya masih melirik kanan-kiri mencari ke setiap sudut namun hasilnya nihil.Dia tidak menemukan apapun kecuali setoples gula pasir.
“Dek,kok garam gak ada?Kamu kemanain?”
“Lho kok nanya aku Kak?Yang biasa masak kan Kak Lara.Bukan aku.”Dean membela diri.
“Ah,bohong.Kan kamu yang biasa di rumah.Hayo ngaku!”
“Sama tikus kali!”
“Masa’ toplesnya juga ngilang!Hebat banget tuh tikus.Ayolah Dek,mana toples garamnya?Kakak kan mau masak nasi goreng kesukaan kamu.Kamu pasti suka.Hehehe…”rayu Lara pada adiknya.
“Ah,gak mau!Masakan kakak gak seenak masakannya Mom.Rasanya pasti gak karuan,mendingan aku pesen makanan aja daripada makan nasi gorengnya.”
“Ya Allah Dek,pesen makanan kan mahal.Irit dong!”,bentak Lara.
Sudah 3 tahun Lara dan adiknya Dean tinggal di Perth,Australia.Mereka ikut dengan kedua orang tuanya yang kini telah tiada karena sebuah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.Kini mereka hanya hidup berdua di sebuah apartemen kecil.
Lara sedang berkuliah di Perth University sedangkan Dean masih bersekolah di Perth High School.Sehari-hari Lara bekerja part-time di sebuah restaurant cepat saji.Walaupun begitu mereka tetap semangat menghadapi kehidupan yang sangat sulit harus dijalani tanpa adanya kedua orang tua.
“Kak,kita pindah aja yuk ke Bandung.”
“Tapi kuliah kakak kan belum selesai.Insya Allah tahun depan kita pindah ke Bandung.Makanya doa’in kakak yah.Gimana sekolah kamu?Any problem?”Lara berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Ah,Kak.Gak usah mengalihkan pembicaraan deh!I just wanna come back to Bandung!Just it!”
“Astaghfirullahhal’adzim.Sabar dong dek?What’s wrong with you?”
“Gak ada yang salah dari aku!Tapi yang salah dari dulu tuh kakak!Gara-gara kakak,Mom and Dad meninggal!Sekarang kakak egois gak mau pulang ke Bandung hanya karena kuliahnya belum selesai!”
“What do you mean?”Lara masih bingung namun air matanya kini sudah menumpah ruah.
“Kakak jangan pura-pura lupa deh!Oh,ya.Seharusnya aku juga gak perlu manggil kakak lagi!”
PLAK!!!!
Sebuah tamparan Lara mendarat mulus di pipi adiknya Dean.Mungkin dia sudah tidak tahan lagi dengan perkataan yang dilontarkan adik laki-laki kesayangannya itu.Namun jika memang sudah keterlaluan dia tidak akan bisa diam begitu saja.
“I hate you!”Dean lalu pergi keluar apartemen meninggalkan Lara.
“Dean!Dean!I’m sorry Dean…”Lara berusaha mengejar namun sia-sia.Dean terlalu cepat berlari meninggalkannya seorang diri.Lara sebenarnya tahu apa maksud perkataan Dean.Selama ini Dean selalu menyalahkan dirinya sebagai penyebab kematian kedua orangtuanya itu.Lara sadar akan hal itu.Maka sampai saat ini dia berjuang untuk berkuliah sekaligus bekerja untuk menghidupi adiknya.
Ayahnya adalah orang Indonesia,sedangkan ibunya adalah wanita berkebangsaan Australia.Kedua orang tuanya menikah,namun tanpa persetujuan keluarganya masing-masing.Maka dari itu mereka kini tinggal di Perth.Namun pada suatu saat ketika Lara sedang berlibur ke Tazmania terjadi gempa yang dahsyat disana.Kedua orangtuanya merasa sangat khawatir dengan keadaan Lara.Mereka bermaksud menjemput Lara,namun dalam perjalanan pesawat mereka mengalami kecelakaan.
Di se-pertiga malam…
“Rabbigh firli wali walidaiyya war ham huma kama rabbayah niishogirah…”
“Oh,my God!What the hell is it?Ini masih jam 2 malam!Seharusnya kamu tuh tidur!Berisik tau!”bentak Dean kepada kakaknya Lara.
“Tapi aku kan lagi sholat tahajjud.Don’t you see it?”
“Alah!Mau kamu sholat atau enggak.Gak akan ada hasilnya!Tuhanmu gak akan bisa menghidupkan lagi Mom and Dad!”
“Jaga mulut kamu Dek!”Lara berusaha menahan tangisnya.
Dean memang bukanlah seorang muslim seperti Lara yang mengikuti agama dari ayahnya yang asli seorang muslim.Sedangkan Dean mengikuti agama ibunya yaitu Protestan.Walaupun begitu mereka hidup dengan berdampingan dan saling menghormati keyakinan masing-masing.Namun tidak untuk kali ini.
“Kamu mau kemana?”tanya Lara ketika melihat Dean ingin berpergian.
“Bukan urusanmu.”jawabnya sinis.
“Come on Dean.Kakak mohon maafkan kesalahan kakak selama ini.Kakak gak mau harus seperti ini,kakak mau kita hidup rukun lagi.Seperti dulu…”
“No,kalo kamu bisa mengembalikan Mom and Dad…hidup kita baru bisa rukun.Aku mau menginap di rumah temanku.Gak usah tungguin aku”.Dean segera menggamit ranselnya lalu menutup pintu dengan keras.
“Ya Allah.Berikanlah kesabaran kepaku.Berikanlah hidayah untuk adikku Dean.Jangan biarkan sesuatu yang buruk terjadi padanya.Aku sangat menyayanginya lebih dari hidupku…”lirih Lara.
***
“Lara Lawton!”
“Ya.Ada apa?”
“Saya sangat terkesan dengan artikelmu.”
“Terimakasih.”
“Oh,ya.Perkenalkan nama saya Aef Syaefudin.Saya mahasiswa fakultas ilmu politik.Saya benar-benar setuju dengan statement kamu bahwa tidak semua muslim adalah teroris.Dan saya benar-benar kagum dengan pernyataan kamu tentang rasa kebanggaan sebagai seorang muslim.”
“Terimakasih banyak.Tapi kelihatannya kamu terlalu memuji.Maaf sebelumnya,tapi saya harus pergi.Assalamu’alaikum!”
“Wa’alaikumsalam!”
Tak disangka setelah pertemuan itu,mereka saling dekat satu sama lain.Tumbuh perasaan cinta di hati mereka.Tumbuh rasa ingin menjalin kasih sayang antara dua insan.Tumbuh rasa ingin mengasihi satu sama lain atas nama Rabb-nya.
“Dek,kakak ingin menikah.”
“Dengan siapa?”
“Aef Syaefudin.Dia teman kakak kuliah.”
Saat malam tiba,seluruh mahasiswa pulang ke rumahnya masing-masing.Terlihat seorang pemuda berjalan sendirian di pinggir jalan sambil membawa beberapa buku di tangannya.Sudah pukul 22.00 namun entah mengapa para penduduk sudah terlelap bersama mimpinya.Di balik semak-semak sekelompok remaja mengintai pemuda itu.
“Bagaimana?”
“Aku tidak akan membiarkan dia bahagia.Do it!”
Rencana pernikahan Lara dan Aef batal.Setelah tadi malam Aef ditemukan tewas dengan luka tusuk di perutnya.Nyawanya tak tertolong lagi karena kehabisan darah.Hancur sudah harapan Lara untuk melaksanakan pernikahan sebagaimana sunah Rasul.Namun ia beruasaha tetap ikhlas dan bersabar karena walau bagaimanapun ini adalah keputusan Allah SWT.
“Kau jadi menikah?”tanya Dean tiba-tiba.
“Tidak Dek.Allah telah memanggil Aef lebih dulu.Allah sayang sama dia.”lirih Lara.
“Ya ampun!Tinggal bilang aja kalo dia sudah meninggal.Lagipula kalo Tuhanmu sayang masa’ dia membiarkan umatnya meninggal begitu saja.”sanggah Dean dengan mantapnya.
“Apa yang kamu tahu tentang Tuhan?Kamu sendiri pasti sudah gak pernah ke gereja lagi.Asal kamu tahu Dek.Allah tuh Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Dia memberikan kita hidup,kita bisa bernafas,makan,minum,belajar,dan lain-lain.Tanpa izin Allah semua ini gak akan terjadi.Cobalah Dek untuk mengenal Islam”
“Bullshit!”
Suasana diskotik begitu riuh dengan music dan suara sorak sorai para pengunjungnya.Dean dengan sengaja menumpahkan segelas beer milik seorang pria paruh baya yang sama-sama dalam keadaan mabuk.Tak terima dengan perlakuan Dean yang begitu lancang,dia lalu memecahakan sebotol minuman lalu menancapkannya tepat di jantungnya Dean.Dan tiba-tiba semuanya menjadi gelap.
***
“Dek.bangun Dek!Bangun Dek!”
Lara tak mampu menahan tangisnya yang semakin menjadi-jadi.Ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi pada adik satu-satunya itu.Dia sungguh tak ingin kehilangan orang-orang yang paling dicintainya.Cukup sudah ini terjadi dalam hidupnya.Namun dia yakin Allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan hambanya.
“Maaf Miss Lara.Adik anda saat ini sangat membutuhkan donor jantung yang cocok dengannya.
Tetapi saat ini sulit sekali untuk mendapatkannya.Jika tidak menemukannya.sangat kecil harapan nyawa adik anda bisa tertolong.”kata seorang dokter.
“Ya Allah Dean.Apa yang bisa kakak lakukan untuk menolong kamu?”
Tiga hari kemudian Dean berhasil disembuhkan.Dia sudah siuman setelah dokter mengoperasi jantungnya walaupun saat ini kondisinya belum pulih betul.Namun dia merasa bersyukur karena nyawanya belum berakhir dengan cepat seperti yang dia bayangkan sebelum dibawa ke rumah sakit tiga hari yang lalu.
“Mr.Dean.Do u feel better?”tanya seorang suster kepadanya.
“Ya.”
“Oh,ya.Don’t forget to absorb your medicine.Good night.”diapun berlalu.
“Excuse me.Does my sister come here?”tanya Dean.
“Yes.Oh,ya.She gave me this letter for u.”dia memberikan sebuah surat pada Dean.
“Thank you.”
Assalamu’alaikum Dean.
Pasti sekarang kamu sudah siuman dan keadaanmu lebih baik.Kakak mengirim surat ini hanya ingin berpesan agar kamu tidak melakukan hal yang tidak-tidak lagi,yang bisa membahayakan nyawamu.Karena kakak sangat takut kehilangan kamu.Kakak tidak ingin kehilangan orang-orang yang kakak cintai lagi.Kakak ingin kita hidup rukun seperti dulu lagi.
Dek,kakak mohon satu permintaan sama kamu.Dek,kakak mohon kamu mau mengenal Islam lebih jauh.Islam itu indah Dek.Islam bisa memberikan kedamaian dan ketenangan pada diri kita.Islam memberikan pedoman hidup yang pasti dan terarah dalam hidup kita.Dek,Allah itu selalu menyayangi hambanya.Rasa sayangnya itu tiada tara.Kamu bisa lihat,kakak bisa menghadapi hidup ini dengan sabar dan ikhlas karena Allah.
Dek,kakak juga minta maaf karena menjadi penyebab kematian Mom and Dad.Tapi asal kamu tahu,yang merasa kehilangan mereka bukan kamu aja,tapi juga kakak.Dek,kakak sayang sama Adek.
Wassalamu’alikum Adikku yang nakal,Dean…
“Kakak…Kak Lara.Maafin aku.Dokter!Dokter!”teriak Dean
“Ya,what happened?Can I help you?”tanya seorang dokter menghampirinya.
“Where’s my sister?Where’s my sister?My old sister?Kak Lara?”tangisnya mulai meledak.
“She…she is…dead.I’m sorry to hear that.”dokter itu tertunduk lesu.
“But how?”
“Your heart…”
Di sebuah masjid…
“Kamu siap?”tanya seorang Ustadz.
“Ya.Asyhaduallah ilaa haillallah wa’asyhadu anna muhammadarrasullullah.”Dean melafazkannya dengan hati yang mantap.
“Alhamdulillah!”seru beberapa jama’ah yang menyaksikan peristiwa yang khusyuk dan bermakna itu.
THE END
Created by : Vina Setiawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar